OPINI - Spanduk Ganjar-Mahfud di beberapa tempat dicopot. Semua tahu siapa yang nyopot. Viadeonya viral. Sehingga mudah dilacak pelakunya. Tim Ganjar-Mahfud mengetahuinya.
Sebaliknya, Ganjar serang Jokowi. Ketika ditanya tentang raport Jokowi, terutama terkait hukum, Ganjar menjawab: nilainya 5. 5 itu artinya merah. Merah itu maknya gagal. Ini boleh ditafsirkan bahwa Di mata Ganjar, Jokowi adalah presiden gagal.
Baca juga:
Politik Nasional dan Pangandaran Tahun 2014
|
Ganjar memang tidak didukung Jokowi lagi. Ganjar di kubu Megawati, Jokowi dukung Prabowo. Tidak tanggung-tanggung. Jokowi memasang anaknya, Gibran mendampingi Prabowo. Golkar dan PAN digiring Jokowi untuk mendukung Prabowo. Dengan dukungan Jokowi, Prabowo semakin merasa super, dan sangat percaya diri.
PSI, PBB dan Gelora ngumpul semua di Prabowo-Gibran. Didukung Jokowi, magnet Prabowo buat partai-partai yang belum punya kursi semakin menggoda. Bicara coattail effect, sepertinya gak ada. Tidak mudah bagi partai-partai baru ini meraih kursi di DPR. Kecuali PSI. Itupun lantaran ketuanya adalah Kaesang, putra kedua Jokowi. PSI ada peluang.
Megawati vs Prabowo tidak bisa dielakkan lagi. Dua kubu yang saling berhadapan. Saling serang satu sama lain. Bukan saja di media, tapi juga di grass root.
Pemilu 2014 dan 2019, PDIP dapat coattail effect dari pencapresan Jokowi. PDIP menjadi pemenang pemilu. Elektabilitasnya melejit sampai 19 persen.
Saat ini, Jokowi tidak nyapres. Tapi Gibran putra Jokowi jadi cawapres Prabowo. Pendukung Jokowi kemudian ditarik dan diarahkan untuk mendukung Prabowo-Gibran. Projo ikut masuk ke Prabowo-Gibran. Para pendukung Jokowi kemudian ramai-ramai tinggalkan PDIP dan Ganjar. Strategi timses Prabowo-Gibran untuk menggerogoti pendukung Ganjar dan PDIP sukses besar. Prabowo-Gibran ambil semua pendukung Jokowi yang ada di PDIP. Sisakan 15% yang memang benar-benar konstituen PDIP dan masih akan setia medukung Ganjar.
PDIP seperti mati langkah. Sedikit teriak, mulai ada yang melaporkan Hasto Kristiyanto dan Adian Napitupulu ke polisi. Sekarang, Adian kabarnya sedang sakit dan dilarikan ke Rumah Sakit di Singapore. Apakah ini karena tekanan yang begitu kuat ketika berhadapan dengan kekuatan Jokowi? Hanya Tuhan, Jokowi dan Adian yang tahu.
Menghadapi pendukung Anies-Muhaimin, tim Prabowo mengandalkan kekuatan logistik. Ketersedian logistik di tim Prabowo-Gibran sangat besar sekali. Ini bisa dipahami karena Prabowo Menhan, didukung oleh Gibran yang anak presiden. Bicara tentang capres mana yang paling kuat logistiknya, jawabannya adalah Prabowo.
Terhadap pendukung Ganjar, Gibran yang kader PDIP ini dioperasikan untuk menarik para pendukung Jokowi yang dulunya mendukung Ganjar. Satu persatu dipindahin. Terutama pendukung Ganjar yang ada di Jawa Tengah.
Lihat survei, trend elektabilitas Ganjar terus turun. Apakah akan terus turun dan menembus angka 15%? Jika tim Ganjar-Mahfud tidak mampu membendung penetrasi politik yang dilakukan oleh tim Prabowo-Gibran, maka tidak menutup kemungkinan Ganjar-Mahfud hanya akan dapat suara 15%. Sama dengan perolehan suara PDIP.
Jika elektabilitas Ganjar-Mahfud tidak ingin terus menerus turun, maka tim Ganjar-Mahfud dan PDIP harus kerja keras untuk mengahadang penetrasi dari tim Prabowo-Gibran.
Jakarta, 26 November 2023
Jamed Riyadi
Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa